Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan
manajer. Kegiatan ini memainkanperanan penting, terutama bila manajer
melaksanakan fungsi perencanaan. Pembuatan keputusan(decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian
kegiatan dipilih sebagaipenyelesaian suatu masalah tertentu.Tipe-tipe keputusan
Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuaiperbedaan kondisi
dan situasi yang ada. Keputusan-keputusan juga dapat dibedakan antara keputusan
yang dibuat di bawah kondisi kepastian, risiko, dan ketidak pastian.
Keputusan-keputusan yang di program (programmed decisions)
adalah keputusan yang dibuat menurutkebiasaan, aturan atau prosedur.
Keputusan-keputusan ini rutin dan berulang-ulang.
Keputusan-keputusan
yang tidak di program (non-Programmed decisions), di lain pihak,adalah
keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas, atau tidak biasa.
Bilasuatu masalah yang timbul tidak cukup diliput
oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehinggaperlu penanganan khusus, harus
diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak di program. Banyak manajer yang harus membuat keputusan dengan
metoda-metoda pembuatan keputusan informal untuk memberikan pedoman bagi
mereka. Tidak ada pendekatan pembuatan keputusan yang dapat
menjamin bahwa manajemen akan selalu membuat keputusan
yang benar, tetapi bagaimanapun juga, para manajer yang menggunakan suatu pendekatan
yang rasional, intelektual dan sistematik akan lebih berhasil dibanding para
manajeryang menggunakan pendekatan informal.
Proses dasar pembuatan keputusan rasional hampir
samadengan proses perencanaan strategik formal. Ini mencakup identifikasi dan diagnosa masalah,
pengumpulan dan analisa data yang relevan,pengembangan
alternatif-alternatif, penilaian berbagai alternatif penyelesaian, pemilihan alternatif
terbaik, implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil.
Pohon Keputusan dan Pembuatan
Keputusan
Pohon
keputusan (decision tree) dikembangkan untuk membantu paramanajer membuat
serangkaian keputusan yang melibatkan peristiwa-peristiwa ketidak pastian. Pohon keputusan adalah
suatu peralatan yang menggambarkan secara grafik berbagai kegiatan
yang dapat diambil dan hubungan kegiatan-kegiatan ini
dengan berbagai peristiwa di waktu mendatang yang dapat terjadi. Seperti teknik-teknik riset
operasi lainnya, pohon keputusan tidak akan -membuat
keputusan bagi manajer.
Kebijakan masih akan diperlukan. Bagaimanapun juga,
dalam berbagai situasi yang tepat, penggunaan pohon
keputusan akan mengurangi kekacauan potensialdalam suatu masalah kompleks dan
memungkinkan manajer untuk menganalisa masalah secara rasional.Keterlibatan Bawahan Dalam Pembuatan Keputusan
Para manajer akan sulit untuk membuat keputusan-keputusan tanpa melibatkan para bawahan.
Keterlibatan ini dapat formal, seperti penggunaan
kelompok dalam pembuatan keputusan; atau informal, seperti permintaan akan gagasan-gagasan.
Bantuan para bawahan dapat terjadi pada setiap tahap proses pembuatan keputusan.Karakteristik-karakteristik Berbagai Situasi Keputusan Perihal
keterlibatan para bawahan dalam
pembuatan keputusan telah dipelajari beberapa teoritis dan konsultan. Dua
peneliti, Vroomdan Yetton, telah mengembangkan suatu pendekatan pohon keputusan
(decision tree approach) untuk
mengidentifikasi gaya keputusan “optimum” tertentu yang sesuai dengan situasi
tertentu.
Karakteristik-karakteristik
pokok suatu situasi keputusan yang dikemukakan Vroom dan Yettonadalah sebagai berikut :
1. Adakah persyaratan kualitas dimana suatu
penyelesaian lebih rasional dibanding yang lain?
2. Apakah manajer mempunyai informasi cukup untuk
membuat keputusan berkualitas tinggi?
3. Apakah situasi keputusan terstruktur?
4. Apakah penerimaan keputusan oleh para bawahan
manajer merupakan faktor kritis implementasi efektif keputusan?
5. Adakah kepastian yang layak bahwa keputusan akan
diterima para bawahan bila manajer mebuat keputusan
sendiri?
6. Apakah para bawahan manajer menyebarkan tujuan
organisasi untuk dicapai bila masalah dipecahkan?
7. Apakah penyelesaian yang disukai akan menyebabkan
konflik di antara para bawahan?
Ciri-ciri Riset Operasi Ada tujuh ciri utama riset
operasi, yang dapat diperinci sebagai berikut :
1. Terpusat pada pembuatan keputusan.
2. Penggunaan metoda ilmiah.
3. Penggunaan model matematik.
4. Efektivitas
ekonomis.
5. Bergantung pada Komputer.
6. Pendekatan tim.
7. Orientasi sistem.
Tahap-tahap Pendekatan Riset Operasi Pendekatan riset
operasi untuk pemecahan masalah mempunyai
5 tahap :
1.
Diagnosa masalah.
2. Perumusan masalah.
3. Pembuatan model.
4. Analisa model
.5. Implementasi penemuan.
Berbagai Model dan Teknik Riset Operasi Ada
sejumlah cara pengelompokan model-model yang digunakan dalam riset operasi.Pembedaan yang biasa dibuat adalah antara model
normatif dan deskriptif. Model normatif menggunakan apa yang seharusnya dilakukan. Model
deskriptif menggambarkan segala sesuatu sebagaimana adanya.Programasi Linear adalah suatu peralatan riset operasi yang digunakan
untuk memecahkan masalah-
masalah “optimasi” atau masalah-masalah di
mana ada satu jawaban “paling baik” dari
serangkaian
alternatif. Model ini banyak digunakan untuk menentukan cara terbaik
pengalokasian sumber daya yang terbatas guna mencapai
hasil akhir yang diinginkan. Model-model programasi linear dapat diterapkan pada
berbagai operasi bisnis dan industri di mana dapatdiperoleh nilai maksimum atau minimum, seperti penetapan keluaran mesin
maksimum, tingkat persediaan
ideal, campuran produk terbaik, masalah transportasi, masalah penugasan
(Assignment problem), penganggaran modal, pemilihan
media pengiklanan, dan sebagainya. Beberapa model dan teknik riset operasi akan dibahas berikut ini :
1. Teori antrian.
2.
Model garis tunggu.
3.
Analisa network.
4.
Teori permainan.
5. Model
rantai Markov.
6.
Programasi dinamik.
7.
Simulasi.Aplikasi
Teknik-teknik Riset Operasi Paling tidak ada delapan
jenis masalah praktek manajerial dimana
teknik-teknik riset operasi sering diterapkan, diantaranya sebagai berikut :
1. Masalah-masalah persediaan.
2. Masalah-masalah
Alokasi.
3.
Masalah-masalah Antrian (garis tunggu).
4. Masalah-masalah pengurutan.
5. Masalah-masalah routing atau scheduling).
6. Masalah-masalah pergantian.
7. Masalah-masalah persaingan.
8. Masalah-masalah pencarian.
Kebaikan dan keterbatasan penggunaan riset Operasi
Teknik-teknik riset operasi mempunyai satu
maksud, yaitu untuk membantu para manajer membuat keputusan-keputusan yang
lebih baik.Maksud ini dapat terpenuhi karena teknik-teknik riset operasi
mempunyai tiga kebaikan pokok :
1.
Memungkinkan untuk memerinci suatu masalah kompleks dan berskala besar menjadi
bagian-bagian lebih kecil sehingga dapat
lebih mudah didiagnosa dan dianalisa.
2. Dalam penyusunan dan analisa model-model riset
operasi, para peneliti harus memperhatikanperincian dan mengikuti berbagai
prosedur logik dan sistematik.
3. Teknik-teknik riset operasi sangat membantu dalam
penilaian alternatif-alternatif.
Di
samping kebaikan-kebaikan di atas, teknik-teknik riset operasi juga mempunyai
berbagaiketerbatasan :
1. Proyek-proyek riset operasi sering terlalu mahal
bagi banyak organisasi atau banyak jenismasalah, sehingga sebelum keputusan
untuk menggunakannya dibuat perlu dilakukan analisa biaya kegunaan.
2. Riset operasi tidak dapat diterapkan secara efektif
dalam banyak situasi.
3. Riset operasi dapat dengan mudah menjadi
teknik-teknik yang terpisah dari kenyataan, mungkinkarena
kesalahan dalam anggapan-anggapan tentang masalah atau karena variabel-variabeltertentu diabaikan.
Masalah-masalah Penggunaan Pendekatan Riset Operasi
Grayson mengemukakan beberapa alasan mangapa bannyak manajer
tidak menggunakan teknik teknik riset operasi :
1. Kekurangan waktu.
2.
Ketiadaan data.
3. Penolakan terhadap perubahan.
4. Waktu tanggapan lama.
5. Penyederhanaan yang berlebih-lebihan.
Pedoman Penggunaan Efektif Riset Operasi Para manajer
akan memperoleh keuntungan dengan
meningkatkan kegunaan riset operasi dan membuat lebih mungkin untuk menerapkan bantuan
saran-saran riset operasi. Wagner telah mengemukakan bahwa program-program
risetoperasi akan paling berguna dengan
meliput delapan unsur berikut :
1. Dukungan manajemen puncak.
2. Tanggung jawab manajerial bagi program.
3.
Partisipasi manajer.
4. Penggunaan kebijakan manajerial.
5. Pengumpulan data secara cepat.
6. Aspek-aspek teknik tidak dibiarkan mendominasi.
7. Persiapan untuk kesulitan-kesulitan awal.
8. Penyimpanan laporan secara akurat.